Teknologi komunikasi seluler 4G sedang jadi topik hangat mengingat penerapannya tergolong baru di
Indonesia. Namun sejatinya, teknologi yang ada tak melulu 4G. Ada
sejumlah teknologi lain yang mendahului hingga bisa mencapai tahap
tersebut.
Seperti yang dirangkum
KompasTekno dari
berbagai sumber, teknologi komunikasi nirkabel bermula dari 1G atau
generasi pertama. Teknologi tersebut kemudian dikembangkan menjadi 2G,
3G hingga 4G yang kita kenal saat ini.
1GGenerasi
pertama atau 1G tersebut diperkenalkan mulai 1970-an. Jangan bayangkan
sudah ada koneksi internet pada teknologi komunikasi tahap ini.
Teknologi 1G bekerja memanfaatkan transmisi sinyal analog. Saat itu,
teknologi ini hanya dapat digunakan untuk panggilan telepon saja.
Ukuran
ponsel 1G pun tergolong besar, bila dibandingkan dengan ponsel masa
kini. Contohnya ponsel Motorola DynaTAC yang cukup populer pada masanya.
Ponsel yang dibuat pada kurun 1984-1994 ini punya bobot 794 gram.
Dengan bobot hampir satu kilogram, berat DynaTAC hampir setara dengan
bobot Ultrabook.
Kemunculan teknologi 1G tersebut juga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan pasar telepon genggam. Dikutip
KompasTekno dari
Bright Hubu,
pangsa pasar telepon genggam saat itu tumbuh dari 30 menjadi 50 persen
dalam tiap tahunnya. Bahkan pada 1990, pengguna teknologi 1G di seluruh
dunia hampir mencapai angka 20 juta jiwa.
2GTeknologi
1G terus digunakan hingga digantikan dengan teknologi 2G. Perbedaan
utama antara kedua teknologi tersebut adalah pada sinyal radio yang
digunakan. 1G menggunakan sinyal analog, sedangkan 2G menggunakan sinyal
digital.
Ponsel yang menggunakan teknologi 2G mulai
diperkenalkan pada kurun 1990. Ponsel yang sudah menerapkan teknologi
ini bisa digunakan untuk berkirim dan menerima data dalam ukuran kecil.
Maksudnya data di sini adalah pengiriman pesan teks (SMS), pesan
bergambar serta pesan multimedia (MMS).
Teknologi 2G sendiri
utamanya dibuat untuk layanan suara dan koneksi data yang cenderung
lambat. Pemutakhiran pada jaringan ini kemudian memunculkan istilah 2.5G
dan 2.75G.
Istilah 2.5G mengacu pada teknologi komunikasi 2G
yang sudah dikombinasikan dengan General Packet Radio Service (GPRS).
Secara teori, kecepatan transfer data menggunakan teknologi ini bisa
mencapai 50 kbps.
Selanjutnya, istilah 2.75G adalah teknologi
komunikasi 2G yang dikombinasikan dengan standar Enchanced Data Rates
for GSM Evolution (EDGE). Secara teori, kecepatan transfer datanya
melebihi 2.5G, yaitu maksimal pada 1 Mbps.
3GPenerapan
standar GPRS pada teknologi komunikasi 2G membuka jalan untuk akses
data yang lebih cepat. Selepasnya, muncul teknologi yang dikenal sebagai
generasi ketiga atau 3G pada 1998.
Teknologi komunikasi 3G disebut juga sebagai
mobile broadband
pertama. Sebutan itu muncul karena kemampuannya mengakses internet dan
bisa digunakan sebagai pengganti koneksi internet melalui kabel.
Selain
kecepatan transfer data yang membuat akses internet cukup lancar,
teknologi ini sudah memungkinkan digunakan kegiatan yang terkait dengan
transfer audio, grafis maupun video. Singkatnya, teknologi komunikasi
tersebut sudah mampu digunakan streaming video atau melakukan video
call.
International Telecommunication Union menyebutkan bahwa
teknologi 3G ini diharapkan bisa mewujudkan kecepatan transfer data
minimal 2 Mbps untuk pengguna yang sedang diam atau berjalan, dan 348
kbps jika sedang bergerak dalam kecepatan tinggi. Namun tidak dijelaskan
secara baku berapa kecepatan maksimal yang diharapkan.
Pelan-pelan,
teknologi komunikasi 3G pun berkembang ke masa transisi menuju generasi
keempat atau 4G. Teknologi pada masa transisi tersebut dikenal sebagai
3.5G dan 3.75G.
Teknologi 3.5G disebut juga sebagai High Speed
Packet Access (HSPA). Pada tahap ini, kecepatan transfer data meningkat
dengan batas maksimum unduh 14 Mbps, dan kecepatan unggah 5,76 Mbps.
Teknologi
tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi 3.75G atau HSPA+. Secara
teori, jaringan telekomunikasi yang menerapkan teknologi ini bisa
memperoleh kecepatan unduh hingga 168 Mbps dan unggah hingga 22 Mbps.
Batas
tersebut merupakan perhitungan teoritis, sedangkan pengguna dalam
keadaan nyata akan merasakan kecepatan transfer data yang lebih rendah
tergantung situasi.
4GTeknologi
komunikasi generasi ketiga itu selanjutnya dikembangkan menjadi generasi
keempat atau 4G. Ada dua sebutan untuk teknologi komunikasi 4G yang
saat ini dikenal. Pertama adalah Long Term Evolution (LTE) serta Long
Term Evolution-Advance (LTE-A).
Teknologi LTE, secara teori menawarkan kecepatan unduh (
download) hingga 100 Mbps dan kecepatan unggah (
upload)
hingga 50 Mbps. Kecepatan tersebut bisa lebih cepat lagi, tergantung
rilis teknologi yang digunakan oleh operator. Meskipun begitu, LTE
sebenarnya masih diberi label teknologi pra-4G.
Pelabelan
tersebut dikarenakan kecepatan teoritis yang ditawarkan LTE belum
mencapai standar 4G dari International Telecommunications Union-Radio
communication sector (ITU-R). Organisasi internasional tersebut
mengeluarkan International Mobile Telecommunication-Advanced (IMT-A)
yang berisi syarat sebuah teknologi komunikasi 4G.
Syarat
tersebut menyatakan bahwa sebuah teknologi 4G harus memiliki kecepatan
unduh maksimal 1 Gbps dan unggah maksimal 500 Mbps.
Sedangkan
LTE yang seringkali disebut sebagai 4G oleh operator seluler, belum
mencapai syarat tersebut. Berdasarkan hal tesebut, maka teknologi LTE-A
lah yang didorong untuk muncul sebagai teknologi True 4G.
Sumber: KOMPAS